Monday, February 07, 2005

Tour Of Cipatujah Part Two - Melihat Penyu

january 15, 2004

Sepiring nasi goreng kecap, sebuah telor ceplok, 3 iris timun, dan tidak lupa krupuk menjadi hidangan santap pagi yang nikmat ditambah dengan segelas teh tawar hangat, apalagi cacing-cacing di usus perut sudah ber-demo meminta jatah makanan.
Semua orang berkumpul di ruang pertemuan mess untuk membicarakan acara yang akan dilakukan hari ini, termasuk di antara orang-orang tersebut Pak Mamit dosen yang bertindak sebagai kepala rombongan.

Kegiatan yang akan dilakukan hari ini antara lain mengunjungi tempat konservasi penyu hijau, melihat karang yang dipotong oleh manusia, melihat penambangan pasir kuarsa, dan satu lagi melihat batu karang di hulu sungai Cijulang.
Penyu merupakan hewan yang sangat mengagumkan,hewan ini bisa berumur hingga ratusan tahun. Penyu sangat mencintai tempat kelahirannya, untuk itu maka saat hewan ini kawin dan bertelur, hewan ini akan kembali ke tempat kelahirannya lagi. Nah, itu kalau pantai tempat kelahirannya masih sama seperti saat dia dilahirkan dulu. Perusakan pantai oleh tangan manusia atau bencana alam seperti Tsunami yang terjadi di NAD bisa menyebabkan perubahan kondisi pantai, sehingga penyu menjadi bingung dan akhirnya mendarat di pantai lain. Padahal, kalau suatu pantai jadi daerah pendaratan penyu maka daerah itu telah memiliki aset yang sangat berharga sekali.
Fenomena perubahan kondisi pantai inilah yang sedang dilihat, dimana pantai karang dengan kumpulan koral yang indah dirusak dengan cara dipotong sehingga perahu nelayan bisa berlayar dan menepi lagi ke pantai, belum lagi ditambah penambangan pasir kuarsa secara besar-besaran, semuanya hanya untuk kepentingan pribadi manusia, makhluk ter-egois dan ter-oportunis yang ada di bumi!!!!
Usai melihat karang pantai terpotong dan penambangan pasir kuarsa, walaupun dengan hati sedih karena tidak bisa berbuat apa-apa rombongan bergerak menuju tempat konservasi penyu hijau. Manusia berhati mulia yang sudi mencurahkan kasih sayangnya pada penyu hijau itu adalah Pak Hobil, beliau membantu proses penangkaran penyu hijau tersebut sehingga penyu-penyu hijau kecil atau tukik memiliki harapan hidup yang lebih tinggi. Senang sekali rasanya saat melihat tukik-tukik yang baru menetas, menyeruak dan berlomba untuk melihat cahaya setelah berbulan-bulan terkubur dalam pasir. Tapi sayang, mereka belum bisa merasakan hangatnya air laut, karena harus masuk ke dalam karantina dulu sehingga kondisinya lebih kuat untuk berjuang di lautan.
Puas bermain dengan tukik-tukik, ternyata setumpuk kelapa muda sudah terhidang siap untuk disantap..."uughhhh, segarnya!!!" Pas banget, dengan cuaca siang itu yang memang lagi panas-panasnya.

to be continued.....

0 Comments:

Post a Comment

<< Home