Sabtu 4 maret 2006
Tepat di hari itu aku diwisuda...
Ortu datang sehari sebelumnya, hari jumat pagi aku menjemput mereka di stasiun KA, tiba dengan menggunakan kereta mutiara selatan. Sorenya langsung menghadiri acara pelepasan wisudawan yang diadakan oleh jurusan.
Hari sabtunya, usai menghadiri acara wisudaan di jurusan yang diadakan oleh teman2 himpunan. Kita tidak dapat mengikuti acara wisudaan himpunan sampai selesai, karena masih ada acara lain yang sudah dijadwalkan. Pakdhe dan Budhe-ku ternyata juga datang ke bandung, utk melihat keponakannya diwisuda (hehehe) sekalian reuni dengan kawan sekantor dari ortu dan pakde-ku, akupun ikut serta dalam reuni tersebut.
Acara reuni hari minggu itu cukup meriah, kita berjalan2 ke kebun strawberry di daerah cimahi, dilanjutkan ke Daarut Tauhid melalui jalan alternatif cihideung, sempat mampir juga ke villa istana bunga, tapi numpang makan siang doank hehehe :p tapi memang pemandangannya sangat memukau, yang jelas ortuku senang sekali jalan2 kesana. Apalagi pas ke DT, walaupun ga ketemu sama Aa Agym tapi cukup terpuaskan setelah melihat suasana di sana. Hari itu, Pakde dan budeku pun akhirnya menginap di kosku, karena hari senin keesokan harinya kita bersama-sama akan mengunjungi saudara di daerah Jatinegara, dan di Bekasi. Untungnya ibu kosku baik hati, bersedia meminjamkan kamar untuk pakde dan budeku.
Hari senin pagi, setelah selesai sarapan kita pun berangkat menggunakan kereta Parahyangan. Sampai di stasiun jatinegara, kurang lebih pukul 11.30, perjalanan menuju rumah saudara dilanjutkan menggunakan Bajaj. Baru kali ini aku merasakan naik kendaraan yang selama ini hanya bisa kulihat di filmnya Bajaj Bajuri, hehehe...tapi sayangnya yang nyupir bukan bang Bajuri :p
Rumah saudara dari ibuku ternyata ada di daerah Berland, kompleks perumahan tentara. Disitu bertemu dengan Budheku yang lain, dan juga anak-anaknya. Dan memang silaturahmi itu sangat penting, dan jangan sampai terputus, agar kita masih mengetahui siapa saja saudara kita, istilah jawa-nya 'ben ora kepaten obor' terj.: Biar nyala api obor tidak mati. Masih di daerah perumahan tentara itu, kita juga mengunjungi sebuah rumah yang ternyata penghuninya masih saudaraku juga, dan aku memanggilnya 'Mbahlik alias Mbah Cilik' artinya adik dari Nenek ku. Puas bersilaturahmi, kira2 pukul 14.30 kami pun pamit pulang untuk menuju Bekasi.
Untuk itu kita kembali ke stasiun Jatinegara menggunakan Angkot M10, tapi sungguh tidak terduga kita disuguhi pemandangan yang sangat mengenaskan. Karena ternyata di jalan dekat jembatan penyeberangan telah terjadi tabrakan yang menewaskan seorang manusia. Aku pun membayangkan padatnya lalu lintas saat jam itu, di daerah jakarta ini, kemungkinan manusia ini sedang menyelip celah2 kendaraan, namun naas terjatuh dan kemudian dilindas oleh bus kota yang ada di belakangnya, hingga...otaknya berceceran...di jalan, terlihat tubuh kaku tertutup koran dengan tangan tergenggam, sementara hujan mulai turun, benar-benar seperti di film-film yang pernah aku lihat sebelumnya. Tiba di stasiun jatinegara kami langsung membeli tiket KRL jurusan ke Bekasi, dan satu hal lagi yang benar-benar kurasakan adalah berdesak-desakan di KRL.
Di Bekasi, kami tinggal di rumah kakak sepupuku selama 2 malam, dan kembali kami berkumpul dengan saudara dari ibuku dari Jatinegara yang ternyata berkunjung ke Bekasi, sungguh momen yang tidak boleh dilupakan.
Hari Rabu siang, aku dan Ortuku kembali ke bandung dengan menggunakan KA Parahyangan dari stasiun Jatinegara, tapi kali ini kami diantar oleh suami kakak sepupuku sehingga tidak kurasakan lagi berdesak-desakan dalam KRL. Satu kesan yang kudapatkan dari perjalanan ke Jakarta ini adalah Hiruk pikuk, Panas, Pluralisme dan Individualisme manusia megapolitan, sangat jauh berbeda dengan Bandung.
My Friend's stories
